TRIBUNNEWS.COM, BOGOR TENGAH - Jika Anda sedang berjalan-jalan di Kota Bogor pada malam hari, jangan heran ketika melihat sejumlah tukang nasi goreng berjejer di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bogor.
Tukang Nasi Goreng Istana, itulah sebutan yang saat ini cukup akrab di telinga masyarakat Kota Bogor untuk sebutan beberapa tukang nasi goreng yang ada tepat di depan Hotel Salak.
Salah satu tukang nasi goreng, Dulatip (49) mengatakan, bahwa di sekitar jajaran depan Hotel Salak itu terdapat sekitar delapan tukang nasi goreng.
Uniknya kedelapan tukang nasi goreng itu berasal dari kampung yang sama, yakni Pemalang, Jawa Tengah.
"Bahkan beberapa dari kita ada yang satu RT juga, kita di sini berjualan sudah seperti saudara," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (18/1/2017).
Pria yang akrab disebut Latif ini pun menceritakan asal usul adanya sebutan tukang nasi goreng Istana yang saat ini banyak diperbincangkan masyarakat Kota Bogor.
"Jadi waktu itu saya pernah dipanggil ke istana untuk berjualan di kediaman Presiden Jokowi, sudah tiga kali ke sana, pertama saya sendirian, kedua saya ajak satu temannya saya, yang ketiga saya disuruh orang Istana bawa empat gerobak nasi goreng, jadi mayoritas tukang nasi goreng ini sudah merasakan berjualan di Istana Bogor," ungkapnya.
Setelah itu, kata dia, banyak awak media yang memberitakan tentang beberapa tukang nasi goreng yang diundang Presiden Jokowi ke Istana Bogor.
"Jadi masyakarat Kota Bogor tahunya mungkin dari media, dan sekarang kalau ada pelanggan rata-rata pada nanya 'ini tukang nasi goreng Istana ya' atau 'ini nasi goreng langganan jokowi ya', terus kadang ada juga yang bertanya, 'mana tukang nasi goreng yang kemarin dipanggil Jokowi'," urainya.
Dikatakannya, bukan hanya masyarakat Kota Bogor saja yang dibuat heboh akan pemberitaan soal hal itu, melainkan tetangga maupun sanak keluarga dari masing-masing tukang nasi goreng di kampungnya pun turut dibuat heboh.
Uniknya kedelapan tukang nasi goreng itu berasal dari kampung yang sama, yakni Pemalang, Jawa Tengah.
"Bahkan beberapa dari kita ada yang satu RT juga, kita di sini berjualan sudah seperti saudara," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (18/1/2017).
Pria yang akrab disebut Latif ini pun menceritakan asal usul adanya sebutan tukang nasi goreng Istana yang saat ini banyak diperbincangkan masyarakat Kota Bogor.
"Jadi waktu itu saya pernah dipanggil ke istana untuk berjualan di kediaman Presiden Jokowi, sudah tiga kali ke sana, pertama saya sendirian, kedua saya ajak satu temannya saya, yang ketiga saya disuruh orang Istana bawa empat gerobak nasi goreng, jadi mayoritas tukang nasi goreng ini sudah merasakan berjualan di Istana Bogor," ungkapnya.
Setelah itu, kata dia, banyak awak media yang memberitakan tentang beberapa tukang nasi goreng yang diundang Presiden Jokowi ke Istana Bogor.
"Jadi masyakarat Kota Bogor tahunya mungkin dari media, dan sekarang kalau ada pelanggan rata-rata pada nanya 'ini tukang nasi goreng Istana ya' atau 'ini nasi goreng langganan jokowi ya', terus kadang ada juga yang bertanya, 'mana tukang nasi goreng yang kemarin dipanggil Jokowi'," urainya.
Dikatakannya, bukan hanya masyarakat Kota Bogor saja yang dibuat heboh akan pemberitaan soal hal itu, melainkan tetangga maupun sanak keluarga dari masing-masing tukang nasi goreng di kampungnya pun turut dibuat heboh.
Sementara itu, Kopral (40) yang juga seorang tukang nasi goreng di jajaran depan Hotel Salak mengatakan hal serupa dengan Latif.
Menurutnya, banyaknya tukang nasi goreng di sekitar Hotel salak justru membawa berkah tersendiri.
"Kadang ada yang suka pesan banyak untuk acara, seperti kemarin ada orang pesan lima puluh porsi, dan itu dibagi dua tukang nasi goreng, jadi masing- masing dua puluh lima porsi, selain itu pas kemarin diundang Jokowi ke Istana, Pak Latif mengajak beberapa diantara kami untuk ikut ke dalam Istana, alhamdulillah saa sendiri turut ikut berjualan di sana," jelasnya.
Rasa Kebersamaan dan kekeluargaan sesama tukang nasi goreng di depan Hotel Salak ini memang terlihat begitu hangat.
Disaat mulai berjualan sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB, tampak para tukang nasi goreng itu mendapatkan pelanggannya masing-masing.
Untuk harga satu porsi nasi goreng ataupun mie rebus dijual dengan harga yang sama, yakni sebesar Rp 12 ribu.
sumber
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar